SUMATRA BARAT - Sebuah peristiwa dahsyat melanda Kabupaten Agam, Sumatra Barat, pada Minggu (3/12/2023), saat Gunung Marapi meletus, memuntahkan abu vulkanik yang menyelimuti wilayah Nagari Lasi, Kecamatan Canduang. Informasi ini disampaikan oleh Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam. Hujan abu vulkanik dengan intensitas tinggi menyelimuti Nagari Lasi, menciptakan suasana pekat dan gelap yang memaksa masyarakat untuk berdiam diri di dalam rumah.
Menurut Ade Setiawan, petugas Pusdalops BPBD Agam, "Hujan abu cukup pekat dan gelap terjadi di Nagari Lasi, Canduang. Sekarang sudah berhenti." Meskipun intensitasnya lebih rendah, wilayah Kecamatan Sungai Pua juga turut terpengaruh oleh hujan abu vulkanik. Ade Setiawan menjelaskan, "Hujan abu di Sungai Pua tidak terlalu pekat. Karena arah angin ke menuju ke Canduang." Saat ini, tim BPBD Kabupaten Agam bersama Palang Merah Indonesia (PMI) sedang melakukan peninjauan di lokasi untuk mengevaluasi dampak erupsi tersebut.
Baca Juga : UMK Karawang Melonjak 12% Lebih Tinggi dari UMP Jakarta 2024
Dalam upayanya menanggulangi dampak erupsi Gunung Marapi, BPBD Kabupaten Agam telah membagikan masker kepada masyarakat. Ade Setiawan mengimbau warga agar tetap berada di dalam rumah, mengingat tingginya intensitas hujan abu vulkanik yang dapat berdampak buruk pada kesehatan. "Masyarakat sudah dibagi masker dan diingatkan agar tetap di dalam rumah," ujarnya.
Erupsi Gunung Marapi yang terjadi pada pukul 14.54 WIB tersebut juga membuat Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat turut bergerak. Eka Dhamayanti, Pelaksana Harian Kepala Balai KSDA Sumbar, menginformasikan bahwa terdapat 70 orang pendaki yang berada di Gunung Marapi saat letusan terjadi. Saat ini, mereka sedang berupaya untuk turun ke kawasan yang lebih aman.
Baca Juga : ART with HEART Menghadirkan Karya Spektakuler dari Seniman Disabilitas Yogyakarta
Eka Dhamayanti merinci, "Berdasarkan data yang tercatat dari sistem booking online BKSDA Sumbar, pendaki yang telah check-in di pintu masuk Batu Palano berjumlah 57 orang, dan dari Koto Batu Berjumlah 13 orang. Totalnya ada 70 orang." Dengan adanya informasi ini, tim penyelamat dan petugas BKSDA Sumatra Barat sedang berkoordinasi untuk memastikan evakuasi pendaki dilakukan dengan aman dan efisien.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah memberikan peringatan mengenai erupsi Gunung Marapi. Letusan yang terjadi pada tanggal 3 Desember 2023 menambahkan catatan hitam dalam sejarah gunung berapi ini. PVMBG terus memantau aktivitas Gunung Marapi untuk memberikan informasi yang diperlukan kepada masyarakat sekitar.
Dampak dari erupsi Gunung Marapi tidak hanya dirasakan oleh masyarakat setempat, tetapi juga oleh pendaki yang sedang berada di lereng gunung. BKSDA Sumatra Barat berkomitmen untuk melakukan evakuasi dengan segera, memastikan keselamatan dan kesejahteraan semua pihak yang terlibat. Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bencana alam di Indonesia, terutama di daerah-daerah yang berada di sekitar gunung berapi.
Baca Juga : TikTok Shop Berencana Meluncurkan Layanan E-commerce di Indonesia
Selain itu, instansi terkait, seperti BPBD, PMI, dan PVMBG, juga diharapkan untuk terus meningkatkan sistem peringatan dini dan koordinasi dalam menanggapi bencana alam. Pemberian informasi yang tepat dan cepat dapat membantu masyarakat untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan demi keselamatan mereka sendiri. Dalam situasi darurat seperti ini, solidaritas dan kerjasama semua pihak menjadi kunci untuk mengurangi risiko dan kerugian yang mungkin terjadi.
Masyarakat di sekitar Gunung Marapi juga diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti petunjuk dari otoritas terkait. Kewaspadaan dan kesiapan dalam menghadapi bencana alam perlu menjadi bagian dari budaya dan gaya hidup sehari-hari. Dengan demikian, ketika bencana alam melanda, masyarakat sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk bertindak dengan cepat dan efektif.
Kita berharap bahwa tindakan cepat dan koordinasi yang baik dari pihak berwenang dapat membantu mengurangi dampak negatif dari erupsi Gunung Marapi ini. Seluruh lapisan masyarakat, mulai dari pemerintah hingga masyarakat lokal, perlu bersatu untuk mendukung upaya pemulihan dan rekonstruksi pasca-bencana. Semoga kejadian ini menjadi momentum bagi kita semua untuk lebih serius dalam mengelola dan merawat lingkungan, serta meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana alam di masa depan.