Image by Myléne from Pixabay
SEPUTARDAERAH.COM - Tekanan udara pada ban kendaraan merupakan salah satu aspek penting yang tak bisa disepelekan, karena faktanya hal ini menentukan kenyamanan sekaligus keselamatan berkendara. Dalam dunia otomotif, pemilik kendaraan sering kali dihadapkan pada pilihan antara mengisi ban dengan nitrogen atau menggunakan angin biasa yang mengandung oksigen. Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu menjaga tekanan udara pada ban tetap normal sesuai saran pabrikan, namun ada perbedaan mendasar yang perlu diketahui antara angin dan nitrogen.
Untuk memahami perbedaan ini, penting untuk melihat komposisi udara yang kita hirup sehari-hari. Udara yang kita hirup terdiri dari sekitar 78 persen nitrogen, 21 persen oksigen, dan 1 persen gas lain. Ketika kita berbicara tentang mengisi ban dengan nitrogen, kita berbicara tentang konsentrasi nitrogen yang sudah mencapai lebih dari 99 persen, atau dapat dikatakan sebagai nitrogen murni.
Baca Juga : Smartfren (FREN) Siap Menggelontorkan Belanja Modal Rp2 Triliun untuk Pengembangan Jaringan di Indonesia
Salah satu perbedaan mendasar antara nitrogen dan angin biasa adalah sifat kelembaban. Nitrogen dianggap lebih bersifat kering dibandingkan dengan angin biasa yang mengandung uap air. Hal ini memiliki dampak signifikan pada ban kendaraan. Ban yang diisi dengan angin biasa bisa mengandung uap air, dan ini dapat merusak dalam ban. Sebaliknya, nitrogen tidak mengandung uap air, sehingga tekanan yang dihasilkan lebih stabil dan ban menjadi lebih awet. Praktis, hal ini membuat ban tidak bertambah berat karena tidak ada penambahan berat akibat uap air.
Selain itu, nitrogen juga tidak cepat memuai. Ini berarti, ketika ban digunakan dalam kurun waktu yang lama, tekanan udara dalam ban tidak naik secara drastis, tidak seperti ban yang diisi dengan angin biasa. Sebagai contoh, ketika ban dengan angin biasa dikendarai pada siang hari dengan jarak tempuh sekitar 50 kilometer, akan terjadi peningkatan tekanan angin hingga 3 psi. Sementara itu, jika ban menggunakan nitrogen, kenaikan tekanan ban hanya sekitar 0,5 psi, seperti yang diinformasikan oleh pihak resmi AHM.
Baca Juga : Spesial Hari Guru 25 November: Pentingnya Guru dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Dari data dan informasi tersebut, jelas terlihat bahwa penggunaan nitrogen pada ban kendaraan memiliki keunggulan tersendiri, terutama dalam hal kestabilan tekanan udara dan ketahanan terhadap perubahan suhu. Kondisi ini membuat nitrogen menjadi pilihan yang lebih aman, terutama untuk kendaraan yang digunakan dalam perjalanan jarak jauh. Pengemudi tidak perlu khawatir tekanan ban akan naik secara signifikan, yang dapat berpotensi merugikan.
Namun, penting untuk diingat bahwa meskipun menggunakan nitrogen, pemilik kendaraan tetap memiliki tanggung jawab untuk memeriksa tekanan udara ban secara rutin. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan setidaknya seminggu sekali. Jika terjadi kekurangan tekanan, lebih baik mengisi nitrogen sesuai kebutuhan, dan yang terpenting adalah tidak mencampur nitrogen dengan udara biasa. Mencampur keduanya dapat membatalkan manfaat dari penggunaan nitrogen, dan bahkan dapat membahayakan stabilitas tekanan udara dalam ban.
Keputusan untuk menggunakan nitrogen atau angin biasa pada ban kendaraan tentu menjadi hak prerogatif pemilik kendaraan. Namun, dengan pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan mendasar antara keduanya, diharapkan pemilik kendaraan dapat membuat keputusan yang lebih informasional dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi penggunaan kendaraan masing-masing.
Baca Juga : UMK Karawang Melonjak 12% Lebih Tinggi dari UMP Jakarta 2024
Dengan begitu, pertanyaan seputar mitos atau fakta mengenai keunggulan penggunaan nitrogen pada ban kendaraan menjadi semakin terjawab. Pilihan ini tidak hanya berkaitan dengan tren atau sekadar keinginan untuk tampil berbeda, tetapi juga melibatkan aspek teknis yang dapat berdampak pada performa dan keamanan kendaraan. Seiring perkembangan teknologi otomotif, kita dapat terus menyaksikan inovasi-inovasi baru yang memudahkan pemilik kendaraan dalam merawat dan menjaga performa kendaraan mereka, termasuk dalam hal manajemen tekanan udara pada ban.