Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay
SEPUTARDAERAH.COM - Dalam rentang waktu pekan terakhir, indeks IHSG mencatat pencapaian positif dengan terjadinya net buy dari investor asing yang mencapai angka mencengangkan, yakni Rp1,24 triliun. Data statistik dari Bursa Efek Indonesia mengungkapkan bahwa investor asing melakukan pembelian saham senilai Rp16,14 triliun, yang merangkum transaksi sebanyak 23,3 triliun saham. Sementara itu, mereka juga mencatat penjualan sebesar Rp14,9 triliun dengan jumlah saham sebanyak 18,39 triliun. Perhatian investor asing tampaknya tertuju pada sejumlah saham unggulan seperti BBRI, BBNI, ARTO, dan UNVR.
Terkait volume transaksi harian saham, terjadi lonjakan signifikan sebesar 29,18%, mencapai angka 21,88 miliar lembar saham dari sebelumnya hanya 16,94 miliar lembar saham dalam pekan sebelumnya. Sementara nilai transaksi harian saham juga naik 10,89% menjadi Rp9,57 triliun dari Rp8,63 triliun. Bahkan, frekuensi transaksi harian saham juga meningkat sebesar 4,35% menjadi 1.123.494 kali transaksi dari 1.076.690 transaksi pada pekan sebelumnya.
Momentum ini menjadi kian menarik dengan kembalinya IHSG pada level psikologis 7.000, tepatnya tercatat pada level 7.009,631 atau mengalami peningkatan sebesar 0,46% dari level sebelumnya yang berada di 6.977,668. Peningkatan juga tercatat pada kapitalisasi pasar saham, yang meskipun naik 0,17% menjadi Rp11,05 triliun dari sebelumnya Rp11,04 triliun, namun memberikan indikasi positif atas perkembangan pasar modal Indonesia.
Baca Juga : UMK Karawang Melonjak 12% Lebih Tinggi dari UMP Jakarta 2024
Associate Director of Investment and Research Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menyatakan bahwa IHSG masih memiliki peluang untuk menembus rekor kapitalisasi pasar baru, terutama melalui potensi window dressing dari kinerja emiten-emiten di pasar modal. "Kondisi positif global dan pemilu yang aman dapat mendorong keyakinan bagi calon perusahaan tercatat untuk melantai, yang berpotensi meningkatkan kapitalisasi pasar IHSG," ujar Nico, pada Kamis (23/11/2023).
Namun, Nico juga menegaskan bahwa sejumlah Initial Public Offering (IPO) akan menunggu kepastian pemimpin berikutnya. Oleh karena itu, meskipun terdapat potensi untuk mencetak rekor baru dalam kapitalisasi pasar IHSG, namun sentimen yang ada harus tetap diperhatikan.
Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menyatakan bahwa tren kenaikan kapitalisasi pasar IHSG akan terus berlanjut. "Dari Rp9.000 triliun menjadi Rp11.000 triliun, kenaikan yang signifikan untuk tren kapitalisasi pasar," ujar Nafan. Dia menambahkan bahwa peningkatan market cap IHSG akan didukung oleh rencana IPO dari sejumlah emiten. "Masih ada peluang untuk meningkatkan kapitalisasi pasar hingga mencapai Rp12.000 triliun meskipun ada pemilu. Tren IPO akan membantu peningkatan ini," tuturnya.
Nafan juga menyoroti bahwa Indonesia, di tengah dinamika pemilu yang terjadi, asalkan stabilitas keamanan terjaga, akan melihat tren kenaikan IPO dan kapitalisasi pasar yang cenderung positif. "Potensi tercapainya rekor baru adalah hal yang memungkinkan. Tren historis menunjukkan kapitalisasi pasar selalu mencatat rekor setiap tahun," tandasnya.
Melihat dari pandangan kedua ahli tersebut, optimisme terhadap pertumbuhan IHSG dan pasar modal Indonesia memunculkan harapan akan tren positif yang terus meningkat. Meskipun tantangan dari dinamika politik dan sentimen pasar selalu menjadi aspek yang perlu diperhatikan, namun potensi bagi pertumbuhan pasar modal Indonesia tampaknya masih besar. Dalam rentang waktu yang akan datang, kepercayaan investor baik dalam maupun luar negeri menjadi penentu utama bagi arah perkembangan pasar modal Indonesia.